Jumat, 26 Februari 2021

Peringati Hari Kebangkitan Nasional, Jenderal L.B. Moerdani Berikan Sambutan Mengenai Taman Siswa

 

BiografiKu.com

Dalam memperingati Hari Kebangkitan Nasional ke-80 di Pendopo Agung Taman Siswa, Yogyakarta, yang dirayakan pada 20 Mei 1988, selaku Panglima ABRI L.B. Moerdani memberikan sebuah sambutan resmi mengenai Taman Siswa.

Demi mendorong dan menjalankan abad ke-21 kita memerlukan suatu system pendidikan yang khusus  “…untuk mendapatkan tenaga inti kekuatan kebangsaaan yang berkualitas tinggi dan dapat terus memperjuangkan, melanjutkan, mengamati, menjaga, membangun, serta mengembangkan cita-cita bangsa Indonesia, tidak ubahnya seperti Perguruan Taman Siswa pada zaman Kebangkitan Nasional dahulu.”

Selaku Asisten Perencanaan Umum ABRI yang juga merangkap sebagai Direktur  E/Perencanaan, Penelitian dan juga Pengembangan BAIS ABRI dilakukan oleh Marsekal Muda TNI Teddy Rusdy untuk menerima tugas dari L.B. Moerdani demi mewujudkan gagasan tersebut.

Seperti yang kita ketahui, Teddy Rusdy dan L.B. Moerdani memang sudah kenal lebih dekat dan cukup intens. Sejak L.B. Moerdani masih menjabat sebagai Asintel Hankam/ Asintel Kopkamtib (Asisten Intelijen) pada tahun 1974, sedangkan Teddy Rusdy saat itu masih berpangkat Mayor dan masih mengikuti pendidikan di Seskoal.

 

Sumber:Republika.co.id

Menurut L.B. Moerdani, Sistem Taman Siswa Cocok Untuk Melestarikan dan Mengembangkan Nilai Pendidikan

 

Google.com

L.B.Moerdani mendirikan SMA Taruna Nusantara pada 30 tahun yang lalu hasil dari operasi intelijen. Ide pendirian sekolah ini berawal dari analisis intelijen pendiri BAIS yakni Jenderal TNI L.B. Moerdani. Karena ia mempelajari sebuah perjalanan sejarah bangsa-bangsa dunia.

Tak hanya itu saja, L.B. Moerdani juga memperlajari strategi-strategi yang ia siapkan untuk mendorong dan juga menegakkan Abad ke-21. Derasnya arus globalisasi di segala bidang, yang makin kesini semakin mengabutkan batas budaya, peradaban, bahkan bangsa dan negara.

Menurut L.B. Moerdani, bangsa yang akan menjadi penyitas di abad ke-21 adalah mereka yang sanggup untuk menyesuaikan diri dengan adanya kemajuan zaman untuk tetap mempertahankan jati diri. Yang perlu kita ketahui nilai, paham dan juga semangat kebangsaan yang rapuh akan dengan mudah memusnahkan peta politik-ekonomi global.

Hanya melalui pendidikan, pelestarian dan pengembangan jati diri bangsa bisa dilakukan. Hal seperti ini sudah L.B. Moerdani pelajari mulai dari berbagai sistem pendidikan di Inonedia maupun mancanegara, mulai dari pesantren sampai beberapa sekolah berasrama di luar negeri.

Dari studi-studi banding diatas, L.B. Moerdani mulai meyakini adanya sistem Taman Siswa yang paling cocok untuk tujuan melestarikan dan mengembangkan nilai, paham, dan juga semangat kebangsaan.

 

Sumber: Republika.co.id

Teddy Rusdy Ingatkan Alumni SMA Taruna Nusantara Untuk Tetap Amalkan Tri Prasetya

Google.com

Seribu hari yang lalu kita ditinggalkan oleh Teddy Rusdy dengan tenang menghadapan Sang Pencipta. Semoga apa yang telah beliau berikan atau kerjaan dan juga perjuangkan dapat menjadi pahala bagi beliau. Hal ini membuat alumni SMA Taruna Nusantara ingin meneruskan perjuangannya, sampai tercapai.

Melalui sumpah Tri Prasetya yang sudah diberlakukan di SMA Taruna Nusantara, para siswa ataupun alumni harus tetap mengamalkannya. Seperti biasanya, sumpah ini diucapkan ketika ingin memulai pendidikan, dan juga saat menyelesaikan pendidikan.

Tak hanya itu, sumpah ini biasanya dibacakan setidaknya seminggu sekali saat upacara bendera yang dilaksanakan pada hari Senin. Walaupun saat ini bangsa Indonesia sedang terobang-ambing dalam situasi dan kondisi yang tak menentu.

Teddy Rusdy selalu mengingatkan para siswa ataupun alumni SMA Taruna Nusantara untuk ingat akan janjinya. Apalagi disaat SMA Taruna Nusantara mengalami hal yang mengkhawatirkan dan ditakuti para pendiri, hal tersebut harus diperjuangkan oleh Para Pendiri Bangsa.

 

Sumber: Republika.co.id

Kamis, 25 Februari 2021

Teddy Rusdy Selalu Ingatkan Alumni SMA Taruna Nusantara Untuk Tak Lupa Dengan Sumpah Tri Prasetya

Republika.co.id

Setelah bertahun-tahun kemudan setelah purna tugas yang harus dilakukan Teddy Rusdy dan juga Try Sutrisno untuk selalu mengingatkan para alumni SMA Taruna Nusantara untuk mengingat sumpah Tri Prasetya dalam berbagai kesempatan.

Seperti yang kita ketahui, saat ini bangsa Indonesia sedang diatas ambang, seakan-akan lingung, merasa terombang-ambing dalam situasi dan kondisi yang tak menentu. Parahnya, sebagian besar tak menyadari apa isi dari Undang-Undang Dasar 1945.

Padahal, Undang-Undang Dasar 1945 merupakan landasan untuk seluruh bangsa dan negara, walau telah diubah berkali-kali, perubahan yang terjadi itu menyimpang jauh dari nilai-nilai yang sudah diperjuangkan oleh Para Pendiri Bangsa.

Akibat dari perubahan itu, persatuan kebangsaan setiap saat dibahayakan. Terkinanya harkat kemanusiaan anak bangsa. Dijarah oligarkinya negara kerakyatan, dan juga keadilan sosial yang hanya tinggal mimpi.

Tak hanya itu, ketuhanan dan ajaran agama pun kini menjadi bahan pertengkaran dan bahan olok-olokan. Maka sudah selayaknya, alumni SMA Taruna Nusantara yang sudah bersumpah dengan Tri Prasetya tampil ke dunia untuk memberikan keteladanan bagi bangsa dan negara untuk mengembalikan perjuangan bangsa kea rah yang dicita-citakan oleh para Pendiri Bangsa.

 

Sumber: Republika.co.id

SMA Taruna Nusantara Memiliki Sumpah Tri Prasetya Yang Harus Diucapkan, Apa Itu?

Google.com

Para Pendiri SMA Taruna Nusantara meminta pemuda-pemudi untuk mengucapkan “Tri Prasetya,” yang asrtinya “tiga sumpah setia yang harus dipegang sampai mati,”.

Untuk lebih jelasnya perkataan, sebagai berikut.

 

Tri Prasetya Siswa
Perguruan Taman Taruna Nusantara
Dengan rahmat Tuhan Yang Maha Esa,

Kami, siswa Perguruan Taman Taruna Nusantara, beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, Bertanah air satu, Tanah Air Indonesia, Berbangsa Satu, Bangsa Indonesia, Berbahasa satu, Bahasa Indonesia, Bernegara Satu, Negara Kesatuan Republik Indonesia

Kami, siswa Perguruan Taman Taruna Nusantara, adalah putra-putri Ibu Pertiwi Indonesia, Setia pada proklamasi 17 Agustus 1945, Setia pada Pancasila, Setia pada Undang-Undang Dasar 1945. Bersedia menyerahkan seluruh jiwa raga bagi cita-cita dan perjuangan bangsa Indonesia

Kami, siswa Perguruan Taman Taruna Nusantara, berkepribadian mandiri dan berjiwa merdeka, memgang teguh disiplin, persatuan dan kesatuan, mewujudkan kecerdasan, kemajuan dan kesejahteraan dan di manapun berada memberikan karya terbaik bagi masyarakat bangsa negara dan dunia.

Sumpah yang sudah diresmikan ini harus diucapkan ketika ingin memulai pendidikan dan juga ketika sudah menyelesaikan pendidikan. Biasanya sumpah ini dibacakan setidaknya seminggu sekali setiap upacara bendera yang diadakan pada hari Senin.

Tak hanya itu saja, biasanya juga sebelum meninggalkan kampus, para alumni SMA Tarus Nusantara diminta untuk mengucapkan sumpah alumni, yaitu untuk selalu memegang teguh sumpah Tri Prasetya.

 

Sumber: Republika.co.id

Hebat! SMA Taruna Nusantara Telah Luluskan 30 Angkatan Yang Berjumlah 9.000 Orang

Google.com

Pada saat peresmian Kampus SMA Taruna Nusantara, Panglima ABRI Jenderal TNI Try Sutrisno yang bertindak selaku Inspektur Upacara mulai meresmikan pendidikan angaktan pertama SMA Taruna Nusantara.

Remaja lulusan sekolah lanjutan tingkat pertama dair seluruh wilayah Indonesia berbondong-bondong untuk mendaftar di SMA Taruna Nusantara. Sebanyak 281 siswa dilantik pada hari yang sama melalui beberapa proses seleksi yang ketat dan berlapis-lapis.

Seperti SMA pada umumnya sekolah lanjutan tingkat atas di Indonesia, SMA Taruna Nusantara pun juga menerapkan pendidikan yang berlangsung selama tiga tahun. Hebatnya, sampai saat ini SMA Taruna Nusantara telah meluluskan 30 angkatan.

Tak sedikit, alumni SMA Taruna Nusantara berjumlah kurang lebih 9.000 orang yang tersebar di seluruh Indonesia dan dunia, yang berkecimpung dalam beragam profesi dan juga menorehkan berbagai macam prestasi.

Tak hanya berkecimpung dalam berbagai macam profesi dan menorehkan berbagai prestasi, SMA Taruna Nusantara pun memiliki tujuan dari awal pendiriannya. Para Pendiri SMA Taruna Nusantara meminta pemuda-pemudi untuk mengucapkan “Tri Prasetya,” yang artinya “tiga sumpah setia yang harus dipegang sampai mati,”.

 

Sumber: Republika.co.id

Pada 14 Juli 1990 Kampus SMA Taruna Nusantara Diresmikan Oleh Jenderal L.B. Moerdani

Google.comm

Seperti yang dikabarkan, Teddy Rusdy pernah menjabat sebagai Ketua DPD Golkar Lombok Barat. Tak hanya itu, ia juga pernah terlibat dalam berbagai operasi sangat rahasia, salah satunya operasi pembebasan sandera Pesawat Garuda DC-9 Woyla.

Karena operasi itu akhirnya Teddy Rusdy dipercaya oleh banyak orang untuk menjabat sebagai Ketua Umum pertama untuk Lembaga Perguruan Taman Taruna Nusantara, salah satu tugasnya adalah menyiapkan pendirian SMA Taruna Nusantara.

Ia tak mungkin sendirian untuk menyiapkan semuanya, Teddy Rusdy dibantu oleh Brigadir Jenderal TNI Sudarmadji selaku Kepala Pusat Konstruksi Apartemen Hankam yang membantu untuk menyiapkan perangkat keras.

Untuk menyiapkan perangkat lunak, Teddy Rusdy dibantu oleh Laksamana Muda TNI Wahyono SK PhD. Perangkat luneak lainnya berupa tiang untuk titik berkumpul para pasukan dan lambang SMA Taruna Nusantara, kurikulum pendidikan, pedoman bagi siswa maupun pengelola yang termasuk para guru juga disebut sebagai pengurus sampai lagu-lagu.

Pada sabtu 14 Juli 1990, Kampus SMA Taruna Nusantara diresmikan oleh Menteri Pertahanan dan Keamanan L.B. Moerdani yang juga ditandai dengan penandatanganan sebuah prasati bertulis: “Dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Esa, Kampus SMA Taruna Nusantara dipersembahkan untuk masa depan Bangsa dan Negara”.

 

Sumber: Republika.co.id

Dalam Tempur Operasi Naga, Teddy Rusdy Dianugerahi Bintang Sakti Maha Wira

 

Google.com

Dalam peringati Hari Kebangkitan Nasional ke-80 pada 20 Mei 1988 di Pendopo Agung Taman Siswa, Yogyakarta. Jenderal L.B. Moerdani selaku Panglima ABRI menyampaikan beberapa hal salah satunya dalam menyongsong abad ke-21 diperlukan suatu sistem pendidikan khusus “…untuk mendapatkan tenaga inti kekuatan kebangsaaan yang berkualitas tinggi dan dapat terus memperjuangkan, melanjutkan, mengamati, menjaga, membangun, serta mengembangkan cita-cita bangsa Indonesia, tidak ubahnya seperti Perguruan Taman Siswa pada zaman Kebangkitan Nasional dahulu.”

Selaku Asisten Perencanaan Umum ABRI yang juga merangkap sebagai Direktur E/Perencanaan, Penelitian, dan Pengembangan BAIS ABRI, Marsekal Muda TNI Teddy Rusdy ditugaskan oleh L.B. Moerdani untuk mewujudkan sebuah gagasan.

Sebelumya memang L.B. Moerdani sudah mengenal dekat Teddy Rusdy, saat beliau masih menjabat Asintel Hankam/ Asintel Kopkamtib (Asisten Intelijen) pada tahun 1974. Tepatnya saat Teddy Rusdy masih mengikuti pendidikan di Sesko dan masih menjabat sebagai Mayor.

Menurut L.B. Moerdani, Teddy Rusdy adalah orang yang paling tepat untuk mengembangkan tugas mulia yang sudah disiapkan untuk generasi penerus cita-cita perjuangan bangsa. Saat itu bekal pengalaman yang didapatkan Teddy Rusdy sudah sangat lengkap.

Mulai dari pengalaman tempur dalam Operasi Naga yang ditugaskan untuk membebaskan Irian Barat, saat itu juga ia akhirnya dianugerahi bintang jasa tertinggi yakni, Bintang Sakti Maha Wira.

 

Sumber: Republika.co.id

Ternyata Lahirnya Sekolah SMA Taruna Nusantara Ide Dari Sang Jenderal L.B. Moerdani

 

Google.com

SMA Taruna Nusantara adalah sekolah yang didirikan hasil dari operasi intelijen, sejak berdiri 30 tahun yang lalu sekolah ini masih terus menarik minat pemuda-pemudi Indonesia untuk mengikuti pendidikan di SMA Taruna Nusantara.

Lahirnya sekolah SMA Taruna Nusantara ini dibentuk oleh orang-orang yang memiliki berlatar belakang intelijen, yakni orang yang bertugas di Badan Intelijen Strategis Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (BAIS ABRI).

Pada saat itu, L.B. Moerdani selaku Panglima ABRI memberikan sebuah ide yang berawal dari analisis intelijen. Seperti yang kita ketahui, L.B. Moerdani mempelajari banyak perjalanan sejarah bangsa dunia dan juga memperlajari strategi yang ia siapkan untuk menyongsong Abad ke-21.

Karena derasnya arus globalisasi di segala bidang, semakin mengaburkan batas-batas budaya, peradaban serta bangsa dan negara terjadi di akhir Abad ke-20. Menurut L.B. Moerdani, bangsa-bangsa yang akan siap menerima abad ke-21 adalah mereka yang sanggup menyesuaikan diri dengan kemajuan zaman.

Tak hanya itu saja, menurut L.B. Moerdani pelestarian dan pengembangan jati diri bangsa hanya dapat dilakukan melalui pendidikan semata. Maka dari itu ia banyak mempelajari berbagai system pendidikan yang baik untuk Indonesia maupun mancanegara.

Melalui studi banding tersebut, sistem Taman Siswa dipercayai oleh L.B. Moerdani cocok untuk tujuan melestarikan dan mengembangkan nilai, paham, dan semangat kebangsaan.

 

Sumber:Republika.co.id

Rabu, 24 Februari 2021

Mengajukan Analisa Terkait Peristiwa Malari Membawa Teddy Rusdy Menjadi Marsekal Muda

Google.com

Pada 1 Juni 1986, Teddy Rusdy berhasil meraih cita-citanya dnegan mendapatkan pangkat Mersekal Muda. Kenapa bisa terjadi? Yaitu ketika ia sedang mendampingi Benny Moerdani yang  Panglima ABRI dengan menjadi Asisten Perencanaan Umum (Asrenum).

Pada masa itulah dimana Teddy Rusdy membangun Intelijen Indonesia dan juga bekerja untuk membenahi lembaga ABRI bersama sang atasan L.B. Moerdani. Dengan ia mendampingi L.B. Moerdani makna ia juga melunasi tugas-tugas Musykil.

Bagaimana L.B. Moerdani dan Teddy Rusdy kenal? Perkenalan pertama Teddy Rusdy dengan sang atasan ketika Teddy sedang menempuh pendidikan dan mengikuti ceramah pembekalan di Sesko ABRI pada tahun 1974.

Tak disangka, saat itu yang memberikan ceramah pembekalan adalah L.B. Moerdani yang merupakan Asisten Intelijen Kopkamtib. Saat ada sesi tanya jawab, dengan berani Teddy Rusdy mengajukan analisanya terkait Peristiwa Malari.

Sebelumnya memang Teddy sudah mengumpulkan semua materi dan informasi terkait Malari. Pada akhir ia menunjukan hasil analisanya, L.B.Moerdani pun terkesan dengan apa yang dituturkan oleh Teddy Rusdy.

Seketika, ia langsung meminta Teddy Rusdy untuk membantu tugas-tugasnya di bidang Intelijen. Sejak saat itulah mereka bersama dan menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan oleh negara kepada mereka, bahkan tugas yang musykil sekalipun.

 

Sumber : tribunnews.com

Tawaran Menjadi Bupati Teddy Rusdy Tolak Demi Mengejar Pendidikan Di Seskoau

Google.com

Pada 1972, Teddy Rusdy pernah bertugas sebagai Komandan Pangkalan Udara (Lanud) Rembiga, Mataram, Lombok Barat, pada saat itu ia dilantik sebagai Ketua DPD Golkar Lombok  Barat. Namun tak bertahan lama, dalam setahun karirnya di Golkar meningkat dengan diberikan amanah untuk menjadi Sekretaris DPD Golkar Provinsi NTB.

Karena Teddy Rusdy memiliki wawasan yang tinggu dan juga sikapnya membuat banyak orang senang lantas mendorong mereka untuk segara mencalonkan Teddy Rusdy sebagai Bupati Lombok Barat. Hal itu disampaikan oleh Panglima KODAU IV, Marsekal Muda Suwoto Sukendar.

Agak sulit bagi Teddy Rusdy untuk menolak dan mengelak karena jika dilihat dari struktur maka ini sebenarnya perintah langsung dari atasan. Pada saat itu pun, ia langsung mengingat alasan utama dia ingin menjadi perwira TNI AU.

Selain mengabdi lewat jalur militer ia juga harus meneruskan perjuangan sang kakek yang ingin ia mencapai tingkat marsekal, Jenderal TNI-AU. Penawaran untuk menjadi bupati itupun akhirnya ia tolak karena ia lebih memilih untuk mengikuti Pendidikan di Sekolah Staf dan Komando Angkatan Uadara (Seskoau) saat ia masih berusia 35 tahun.

Karena jika ia menerima tawaran menjadi bupati maka usianya akan selesai menjabat bupati. Sedangkan usia itu sudah terlalu tua untuk bisa mengikuti Pendidikan di Seskoau. Karena merasa tidak enak, ia pun langsung mencarikan orang yang cocok untuk mengisi tawaran terebut. Berntung, Marsekal Muda Suwoto Sukendar juga berkenan dengan usulan yang diberikan oleh Teddy Rusdy.

 

Sumber : tribunnews.com

Operasi Mandala Sukses, Teddy Rusdy Naik Tingkat Menjadi Letnan Udara II

Google.com

Karena Teddy Rusdy memiliki potensi yang luar biasa, Mayor Jenderal Soeharto langsung menariknya untuk ke Jakarta dan langsung bergabung dalam Operasi Mandala. Teddy adalah orang pertama asal Indonesia yang berhasil menerbangkan pesawat pembon strategis TU-16/KS, buatan Uni Soviet.

Karena hanya ada dua negara yang memiliki pesawat seperti itu di luar Uni Soviet pada saat itu, yakni hanya Mesir di bawah kepimpinan Presiden Gamal Abdul Nasser dan Indonesia di bawah Presiden Soekarno.

Teddy Rusdy yang mulanya memiliki tingkat  Letnan Muda Udara 1 kini naik tingkat menjadi Letnan Udara II karena Operasi Mandala sukses dan memuluskan jalan bagi Jenderal Soeharto untuk meroketnya karirnya.

Tak hanya itu saja, Teddy Rusdy pun mendapatkan penghargaan Bintang Sakti sebagai sebuah tanda kehormatan yang diberikan untuk menunjukan sifat-sifat keberaniannya dan jiwa kepahlawanannya. Ketika Teddy berumur 25 tahun, ia mulai menemukan kebenaran tentang Mustafa Kamal Atatur bahwa masa depan memanglah terletak di atas langit.

Pada akhirnya, ia mencoba untuk menghabiskan waktu mudanya dengan cara memperdalam pengetahuannya dan juga meluaskan jaringan. Ia juga langsung meningkatkan ketangkasannya dalam bekerja.

Hebatnya, karir Teddy Rusdy pun langsung menanjak tinggi karena pembawaannya yang cerdas, simpatik dan juga mudah untuk akrab dengan siapa aja. Teddy pun memang pernah mendapatkan tugas sosial, selain di bidang militer dan mendapatkan sifat ramahnya.

 

Sumber : tribunnews.com

Saat Masih Di India, Teddy Rusdy Berhasil Terbang Cross-Country Sejauh 1.500 Mil Tanpa Peta

Google.com

Seperti yang kita ketahui kalau Teddy Rusdy adalah seorang remaja yang sangat gemar memnaca dan melumat banyak buku, seperti novel petualangan dan juga biografi para tokoh penting. Tak hanya berhenti disitu, imajinasi yang dimiliki Teddy Rusdy juga meningkat karena didorongnya imajinasi tokoh-tokoh dari buku yang dia baca.

Baik kisah itu fiksi atau nyata, karena Teddy  remaja yang ingin juga menjadi seorang jagoan yang gagah, perkasa, dan juga memiliki kecerdasan. Ia terinspirasi oleh Tom Sawyer, Robinson Crusoe, Winnetou, bahkan sampai tokoh Bung Tomo dan Mustafa Kamal Ataturk.

Berkat akumulasi pengentahuan yang ia dapat dari membaca buku-buku Teddy Rusdy dapat lulus dengan mudah untuk bergabung dan mewujudkan impiannya untuk menjadi calon navigator di Angakatan Udara.

Mendapatkan kesempatan emas tersebut, Teddy Rusdy tak tinggal diam. Ia langsung belajar untuk meningkatkan pengetahuan dan kemampuan teknis penerbangannya di India tepatnya di Air Force College.

Tak disangka, dia lulus pada 1961 dan meraih pangkat Letnan Muda Udara 1. Mulai dari sanalah karis Teddy Rusdy terus merambat naik, meski kini kondidinya serba terbatas. Diapun memulai dengan gemilang ketika ia terlibat dalam Operasi Trikora di Maluku saat usianya masih 22 tahun.

Karena menjadi satu-satunya yang terbaik di bidang navigasi dan prosedur oeprasi radio-silent, Teddy Rusdy dilibatkan kedalamnya. Teddy juga belajar terbang cross-country sejauh 1.500 mil tanpa peta saat ia masih menempuh pendidikan di India.

Hebatnya, ia melakukan penerbangan itu hanya bermodalkan paduannya kepada posisi bulan dan bintang. Teddy Rusdy juga menggunakan instring, analisis, dan juga hanya berpatokan dengan tatapan matanya.



Sumber : tribunnews.com

Ternyata Darah Pejuang Teddy Rusdy Lahir Dari Sang Kakek Yakni Yai Zis

Google.com

Teddy Rusdy merupakan putra dari Hayuni Mathamin dan Nyi Mas Rodiah yang lahir pada 11 Mei 1939 di kawasan Tanah Abang, Jakarta. Tak disangka, Teddy kecil masih mengalami kesulitan ketika negeri ini  berada di bawah kekuasaan Belanda, Jepang sampai akhirnya Indonesia merdeka pada 17 Agustus 1945.

Menurut Teddy Rusdy, pengalaman atau memori paling kuat saat ia masih kecil adalah ketika sang kakek, Haji Muhammad Zis pulang dari pengasinannya di Boven Digoel. Sang kakek biasanya dikenal sebagai Yai Zis yang merupakan seorang aktivis Syarikat Islan di Banten.

Kakek Yai Zis dikirim ke Boven Digoel, Papua pada 1929. Lalu sang kakek pulang pada 1949 saat Teddy Rusdy berusia 10 tahun.

"Peristiwa itu saya ingat secara kental, sekaligus peristiwa itu menanamkan dan membentuk pribadi cinta tanah air pada diri saya," kata Teddy.

Tak hanya Yai Zis yang dikirim ke Digoel, ternyata Mohammad Hatta, Sutan Syahrir, Haji Agus Salim, Sayuti Melik pun pernah dikirim kesana. Dalam kamus sejarah perjuangan Indonesia, mereka yang pernah dikirim kesana adalah mereka yang dihormati dan disegani.

Tugas mereka untuk mempertahankan keyakinan tentang kemerdekaan Indonesia dan memilih untuk dibuang daripada harus berkompromi dengan pihak penjajah. Karena kakek Teddy Rusdy termasuk kelompok itu, maka darah pejuang pun mengalir deras dalam tubuhnya.

Maka itu, dia menghabiskan sekujur hidupnya untuk mengabdi kepada negerinya; tanah air yang dia cintai sepenuh hati.

Sumber : tribunnews.com

Kesetiaan Teddy Rusdy Kepada Jenderal L.B. Moerdani Tak Perlu Diragukan Lagi

Google.com

Jenderal L.B. Moerdani sangat bersemangat untuk datang ke Jakarta. Begitu ia sampai di Bandara Halim Perdanakusuma, Jenderal langsung disambut oleh Kolonel Teddy Rusdy, yang seperti kita ketahui kalau L.B. Moerdani cukup intens mengenal Teddy Rusdy.

Sejak saat itu, Teddy Rusdy tak pernah berpindah tempat dan selalu berada di samping L.B. Moerdani. Didalam perjalanan, Teddy mengatakan kalau dia suah menyiapkan pesawat yang sama dengan Pesawat DC-9 Garuda atau yang lebih dikenal sebagai Pesawat Woyla untuk dijadikan latihan tim penyelamat.

Ia meminta agar pemerintah Malaysia menahan Pesawat Woyla keluar, namun sayang Malaysia tak berhasil untuk menahan pesawat tersebut. Tak disangka, pesawat itu sudah mendarat di Bangkok, Thailand.

Dengan terburu-buru Teddy Rusdy langsung menyusun informasi dari berbagai sumber untuk menjadi dasar keputusan bagi Jenderal L.B. Moerdani. Tak hanya itu, Teddy menyiapkan semua kebutuhan Benny, mulai dari logistik sampai strategi.

Bahkan, ketika sedang operasi militer pembebasan Pesawat Woyla yang terjadi pada Selasa, 31 Mert 1981 di Bangkok, Thailand tersebut langsung dilakukan kontak senjata, Teddy Rusdy pun senantiasa selalu setia untuk menemani atasannya tersebut.

 

Sumber : tribunnews.com

Selasa, 23 Februari 2021

Tak Hanya Hubungan Sebatas Atasan dan Anak Buah, L.B. Moerdani dan Teddy Rusdy Kerap Main Golf Bersama

Google.com

Setelah Teddy Rusdy menuntaskan kegiatan pendidikannya melalui KSAU Marsekal Saleh Basarah, Teddy Rusdy ditunjuk oleh L.B. Moerdani untuk menjadi seorang Staf Intelijen di Markas Besar (Mabes) ABRI setelah L.B. Moerdani terkesan dengan analisa Teddy Rusdy.

Tak hanya itu saja, Teddy Rusdy juga bergabung sebagai Staf Intelijen namun ada juga Letnan Kolonel Angkatan Darat Sudibyo Nugroho, Letnan Kolonel Angkatan Laut Sudibyo Rahardjo, dan M. Arifin. Mereka berlima akan digabungkan dan akan menjadi tim lingkar dalam Jendral L.B. Moerdani sampai beliau menjadi panglima ABRI dan Menteri Pertahanan Keamanan Republik Indonesia.

Hubungan Teddy dan L.B. Moerdani pun semakin dekat seiring berjalannya waktu setelah pertemuan di Mabes ABRI pada Februari 1975. Selain mempunyai hubungan antara atasan dan anak buah, keduanya pun kerap sekali kedapatan sedang main golf bersama, dan berdiskusi di bidang rencana serta pelaksanaan pembangunan ABRI masa depan selama lebih dari dua puluh lima tahun. Hal tersebut tentunya merupakan pengalaman yang sangat berharga bagi Teddy.

 

Sumber : indonesiana.id

Selesai Menempuh Pendidikan, L.B. Moerdani Bertemu Dengan Teddy Rusdy Saat Sesi Tanya Jawab

Google.com

L.B. Moerdani mengenal Teddy Rusdy saat Teddy selesai menempuh pendidikan, para pimpinan Markas Besar (Mabes) ABRI dan TNI AL memberikan sebuah wejangan pembekalan untuk para anggota di Sesko ABRI yang juga diikuti oleh Mayor Udara Teddy Rusdy.

Jenderal L.B. Moerdani pun akhirnya langsung membuka sesi tanya jawab, pada saat itulah Teddy Rusdy memberanikan dirinya untuk membuka suara dan mengeluarkan analisanya mengenai “Peristiwa Malari”. Yang ada dipikiran Teddy adalah dalam peristiwa Malari tersebut ada sesuatu yang dirahasiakan.

Tak hanya sebagai perbedaan sikap, secara pandangan dan persepsi pun dua pembantu dekat Presiden Soeharto, yaitu Jendral TNI Sumitro yang pada masa itu menjabat sebagai Kepala Staf Kopkamtib dengan letnan Jendral TNI Ali Murtopo selaku Asisten Pribadi (Aspri) Presiden Soeharto.

Kala itu L.B. Moerdani terkesan dengan analisa Teddy Rusdy. Setelah masa pendidikan selesai, melalui KSAU Marsekal Saleh Basarah, Teddy diminta untuk menemui L.B. Moerdani. Pada intinya L.B. Moerdani meminta agar Teddy Rusdy membantu L.B. Moerdani sebagai staf Intelijen di Markas Besar ABRI.

 

Sumber : indonesiana.id

Pada 1974, Teddy Rusdy Direkrut Oleh Jenderal L.B.Moerdani Sebagai Perwira Intelijen

 

Google.com

Jenderal L.B. Moerdani  juga menegaskan bahwa ungkapan “ An intelligence officer is a foceless Hero!” diperuntukan untuk seorang perwira intelijen tidak dapat menunjukan dengan mengatakan sasaran yang dihancurkan berkat tindakannya.

Apabila gagal, kita tidak boleh mencari-cari alasan, namun dikecualikan dengan mengundurkan diri. Negara pun tak pernah mengakui sebagai pemberi perintah, yang terpenting dalam intelijen adalah suatu profesi tanpa mengenal jabatan dan batas-batas yang berkaitan dengan beberapa organisasi.

Para perwira intel harus dapat menembus berbagai kendala dan hambatan yang formal dalam melaksanakan tugasnya. Dengan berlatar dengan “kelonggaran-kelonggaran” seperti itu, seorang perwira intel disyaratkan untuk mempunyai sikap disiplin, kepribadian, integritas tinggi, juga tahaun godaan dan bujukan untuk tidak menyalahgunakan kepercayaan serta wewenang yang sudah diberikan.

Mas Teddy Rusdy yang direkrut oleh Jenderal L.B. Moerdani sebagai perwira intelijen pada 1974. Salah satu kepala staf TNI-AU memerintahkan agar Mas Teddy segara dipindahkan dari anggota organic TNI-AU menjadi anggota organic Hankam untuk memenuhi permintaan Mayjen L.B. Moerdani, Asisten Intelijen Hankam/Asisten Intelijen Kopkamtib.

Pada saat itu, Mas Teddy Rusdy masih berpangkat Mayor Navigator dan memasuki jenjang tugas yang sudah diberikan serta karier di Mabes ABRI sampai dengan masa pensiunnya pada tahun 1994 sebagai Marsekal Muda TNI.

Selama dua puluh tahun lamanya, Mas Teddy mengabdi di jajaran Mabes ABRI yang jauh lebih panjang ketimbang di TNI-AU, sejak tahun 1962 sampai dengan tahun 1974, selama dua belas tahun.

Bahaya Terorisme Sudah Mengancam Negara Pakta Militer NATO

 

Google.com

Suatu organisasi intelijen disebuah negara selalu mempunyai Perwira Penghubung (Liason) dengan negara-negara sahabat di seluruh dunia. Bisa disebut sebagai negara sahabat, karena negara-negara ini dipersepsikan memiliki musuh atau ancaman bersama atau kepentingan bersama.

Negera Pakta Militer NATO atau Israel dengan negara-negara lain yang juga sudah merasa terancam oleh bahaya terorisme. Dengan sebagai bekal awal Jenderal L.B. Moerdani yang sudah menanamkan beberapa perilaku seorang intelijen kepada Mas Teddy Rusdy.

Dalam hal ini, Teddy Rusdy juga mengatakan bahwa dalam melaksanakan tugas kehidupan manusia mempunyai dua pilihan, yaitu sebagai aktor atau sutradara. Seorang aktor juga harus tampil di panggung membawakan peran yang diembannya dan memainkan peranan yang sudah ditunjuk oleh sang sutradara.

Seorang sutradara pun sudah merencanakan dan membuat jalannya cerita. Making things happen dan dilakukan dari belakang layar. Tak hanya itu, seorang perwira intel diharapkan berada diluar panggung dan berusaha untuk tetap tidak menonjol atau lebih menarik perhatian alias low profile.

Hal seperti itu juga menjadi alasan dari penampilan Jenderal L.B. Moerdani dipublik yang sangat terbatas dan selalu berusaha untuk lolos dari kamera wartawan.

Tak Disangka, Dari Teddy Rusdy Kita Bisa Belajar Apa Itu Operasi Intelijen

Google.com

Teddy Rusdy lakukan hal ini demi menjaga kepentingan internasional yang harus dapat memanfaatkan teknologi yang sudah berkembang untuk mengadakan pengumpulan data intelijen. Tapi hal tersebut tak sepenuhnya terjadi karena dukungan sumber daya juga bergantung pada besaran dana yang dapat disediakan suatu pemerintah tersebut.

Ternyata, kepentingan nasional dan kewajiban internasional suatu negara menentukan sasaran serta menjadi prioritas juga kegiatan intelinjen dan keamanan. Misalnya, dalam hal ancaman musuh potensial, teroris, gerombolan dalam negeri, kegiatan ideology ekstrem, separatis dan lain sebagainya.

Teddy Rusdy mulai mengerti apa itu intelijen setelah membaca sebuah berita pada masa lalu, karena pengumpulan data melalui kegiatan operasi intelijen bersandar pada infiltrasi agen. Pada saat ini, lebih bersadar kepada teknologi pengintaian.

Seperti yang kita ketahui, setiap orang yang memimpin organisasi strategis memerlukan produk intelijen. Contohnya, kepala negara/pemerintahan dan panglime angkatan bersenjata. Banyak para pejabat intelijen yang berhimpun dalam suatu badan yang disebut intelijen komuniti di bawah naugan Badan Intelijen Nasional (BIN).

Dalam hal ini, Teddy Rusdy pun mengerti kenapa tugas pemerintahan di bidang intelijen biasanya mencakup fungsi-fungsi pengkajian dan penyusunan kebijaksanaan nasional di bindang intelijen. Tak hanya itu, penyampaian produk intelijen sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan kebijaksanaan pemerintah.

Tak hanya itu saja perencanaan dan pelaksanaan operasi intelijen memiliki fasilitas dan pembinaan terhadap kegiatan instansi pemerintah di bidang intelijen.

Seperti Film James Bond, Ini Dia Kesan Utama Teddy Rusdy Terhadap Dunia Intelijen

Google.com

Teddy Rusdy memiliki kesan utama tentang intelijen adalah seperti James Bond dalam serial film 007 saat Teddy Rusdy masih menduduki bangku SMP. Sedangkan kata telik sandi sudah Teddy Rusdy ketahui sejak masih duduk di sekolah dasar.

Secara bertahap, akhirnya Teddy Rusdy mengerti apa itu intelijen. Jika diartikan secara sederhana, intelijen dapat dirumuskan sebagai segala usaha, kegiatan, dan tindakan yang terorganisasi. Untuk menghasilkan pengetahuan tentang masalah yang dihadapi dan seluruh aspek kehidupan sebagai pertimbangan dalam mengambil keputusan ternyata intelijen menggunakan “metode tertentu”.

Maka dari itu, kehidupan Teddy Rusdy terinspirasi serial film James Bond yang senantiasa ia nantikan dan tidak akan meninggalkan tontonan tersebut. Tak disangka, kata kunci “metode tertentu” itu menjadi penting.

Sebab, kata tersebut memiliki makna sebagai sebuah upaya pengumpulan informasi atau data, tertutup dan sudah melalui infiltrasi agen atau penyadapan pembicaraan. Kata intelijen sendiri berhasal dari bahasa inggris intelligence yang artinya kecerdasan.

Misalnya, terdapat sebuah kalimat bertuliskan “It requires a high degree of intelligence to thin job perfectly.” Bisa juga sebagai berita ataupun sebuah keterangan. Sedangkan, secret intelligence yang berarti keteangan rahasia atau bisa juga diartikan sebagai dinas rahasia.

Sementara itu, dalam sebuah kata sifat berarti cerdas. Misalnya dalam kalimat “He is an intelligent child.” Yang intinya, keamanan suatu negara diperoleh dari hasil olahan dan kajian yang berhubungan dengan kepentingan nasional suatu bangsa.

Senin, 22 Februari 2021

L.B. Moerdani dan Teddy Rusdy Miliki Hubungan Yang Baik Selain Atasan dan Anak Buah

Google.com

Setelah selesai menempuh tingkat pendidikan, melalui KSAU Marsekal Saleh Basarah, Teddy Rusdy ditunjuk oleh L.B. Moerdani untuk menjadi Staf Intelijen di Markas Besar ABRI setelah L.B. Moerdani terkesan dengan analisa Teddy Rusdy.

Bukan hanya Teddy Rusdy saja yang bergabung sebai Staf Intelijen namun ada juga Letnan Kolonel Angkatan Darat Sudibyo Nugroho, Letnan Kolonel Angkatan Laut Sudibyo Rahardjo, dan M. Arifin. Mereka berlima akan digabungkan dan akan menjadi tim lingkar dalam Jendral L.B. Moerdani sampai beliau menjadi panglima ABRI dan Menteri Pertahanan Keamanan Republik Indonesia.

Hubungan Teddy dan L.B. Moerdani pun semakin intens setelah pertemuan di Mabes ABRI pada Februari 1975. Selain mempunyai hubungan antara atasan dan anak buah, keduanya pun kerap sekali kedapatan sedang main golf bersama, dan berdiskusi di bidang rencana serta pelaksanaan pembangunan ABRI masa depan selama lebih dari dua puluh lima tahun. Hal tersebut tentunya merupakan pengalaman yang sangat berharga bagi Teddy.

 

Sumber : indonesiana.id

Berkat Sesi Tanya Jawab, L.B. Moerdani Bertemu Dengan Teddy Rusdy

Google.com

Setelah selesai menempuh pendidikan Teddy di Sesko ABRI yang diikuti oleh Mayor Udara Teddy Rusdy, para pimpinan Markas Besar (Mabes) ABRI dan TNI AL memberikan ceramah pembekalan. Setelah selesai memberikan ceramah pembekalan yang disampaikan oleh L.B. Moerdani pun membuka sesi tanya jawab.

Pada saat itulah Teddy memberanikan diri untuk mengeluarkan analisanya tentang “Peristiwa Malari”. Menurut Teddy, dalam peristiwa Malari tersebut ada unsur-unsur “terselubung”, selain sebagai akibat perbedaan sikap, pandanganm dan persepsi dua pembantu dekat Presiden Soeharto, yaitu Jendral TNI Sumitro yang saat itu mejabat sebagai Kepala Staf Kopkamtib dengan letnan Jendral TNI Ali Murtopo selaku Asisten Pribadi (Aspri) Presiden Soeharto.

Pada saat itu pun L.B. Moerdani terkesan dengan analisa Teddy Rusdy. Setelah masa pendidikan selesai, melalui KSAU Marsekal Saleh Basarah, Teddy diminta untuk menemui L.B. Moerdani. Pada intinya L.B. Moerdani meminta agar Teddy Rusdy membantu L.B. Moerdani sebagai staf Intelijen di Markas Besar ABRI.

 

Sumber : indonesiana.id